Solider.or.id, Yogyakarta-
Komunitas Perspektif menyelenggarakan pameran seni rupa untuk pertama kali pada
Minggu (22/2) setelah terbentuknya komunitas ini pada Oktober 2014 di Taman
Budaya Yogyakarta.
Seluruh peserta pameran ini adalah anak difabel yang didampingi oleh orang tua
masing-masing dengan bersemangat. Pameran ini yang diadakan di
sekretariat perspektif, Indonesia Boekoe
[i:boekoe] - Jalan Sewon Indah 1, Bantul, Daerah IstimewaYogyakarta ini juga
dihadiri oleh beberapa personil organisasi seni dari Australia
bernama Tutti.
“Perspektif” adalah
sebuah komunitas seni rupa yang mengajak berkehidupan setara bersama penyandang disabilitas. Seni rupa
merupakan media untuk bersama belajar saling
peduli dan saling menghargai dalam kehidupan bersama dalam proses
eksperimentasi, eksplorasi, kreasi, dan apresiasi. Anggota komunitas
“Perspektif” adalah anak-anak penyandang disabilitas, antara lain mental retarded (MR), difabel rungu-wicara, difabel daksa, slow
learner, yang aktif berkegiatan
seni rupa.
"Kami yang
tergabung dalam komunitas Perspektif membuat karya seni rupa dari bentuk titik.
Bisa menggambar bermacam-macam benda di atas kanvas dan bisa dari macam-macam
bahan seperti potongan kertas, kerang, kancing, dan biji-bijian", ungkap
Laksmayshita Khanza Larasati Carita dalam bahasa Isyarat saat memberikan
sambutan pembukaan pameran.
"Penguatan rasa
percaya diri setiap anak dapat menguasai media seni rupa adalah dengan tahap
penguasaan elemen seni rupa yang paling dasar yaitu : Titik. Setiap anak bisa
menguasai Titik menggunakan anggota bagian tubuh mana pun, dengan bahan apa pun
yang ada dan mudah didapat di sekitar mereka", jelas Moelyono selaku
fasilitator Komunitas Perspektif.
Komunitas ini
beranggotakan7 anak difabel berusia antara 9 - 19 tahun yang terdiri dari
difabel tuli, difabel daksa, difabel mental retardasi, dan difabel grahita.
Selain anak difabel anggota Perspektif yang didampingi orang tua, pameran ini
juga dihadiri oleh Moelyono selaku fasilitator, Harta Nining Wijaya selaku
koordinator, serta Agoes Widhartono selaku wartawan-peneliti media dan
jurnalisme. Sebelum tamu undangan dipersilakan menonton hasil karya seni rupa, panitia
memberikan kesempatan kepada seluruh pengunjung untuk membuat bentuk bebas dari
bahan yang telah
disediakan. (Ramadhani Rahmi)
No comments:
Post a Comment