Translate

Sunday, January 18, 2015

Guru Hafalan Al Qur’an Tertarik Belajar Bahasa Isyarat

Sebanyak delapan  orang ustadzah Tahfidhz Qur'an untuk Usia Dini mengikuti kegiatan rutin kelas Bahasa Isyarat di Tahfidhz Anak Usia Dini (TAUD) Lembah Qur'an di Jalan Beringin 2 Sidokarto Selatan Polsek Godean, Sleman rutin setiap Jum’at pukul 16.00 sampai dengan 17.00 WIB.  TAUD Lembah Qur'an merupakan sebuah sekolah informal untuk anak usia dini yang mengajarkan peserta didiknya menghafal Al Qur'an atau menjadi tahfidz. Guru pengajar Bahasa Isyarat di kelas tersebut bernama Guruh Hizbullah Alim atau akrab disapa Alim. Pria kelahiran 22 September 1995 ini sudah mendapatkan pelatihan menjadi guru Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)di Universitas Indonesia pada Juni 2014.
Alim juga ditemani oleh seorang asisten guru Bahasa Isyarat bernama Indra Kurmala. Seluruh murid Bahasa Isyarat terlihat lebih bersemangat saat sistem mengajar di kelas terdapat asisten yang mendampingi. Pelajaran yang disampaikan juga lebih mudah diterima saat guru dan asisten mempraktikkan materi yang diajarkan.
"Kalau saya senang ada kelas Bahasa Isyarat tiap Jum'at sore, tapi kadang capek soalnya dari pagi sampai ashar full mengajar. Jadi kadang ngantuk. Kalo ada penerjemahnya jadi lebih enak komunikasinya dan nggak ngantuk soalnya bisa sekalian ngobrol", ujar Emi salah seorang ustadzah di sekolah tersebut.
Pernodjo Dahlan, pemilik TAUD ini mengatakan tujuan dibukanya kelas Bahasa Isyarat ini agar seluruh tenaga pendidik di TAUD Lembah Qur'an bisa berkomunikasi dengan tuli. Lelaki yang berprofesi sebagai dokter saraf di Rumah Sakit Sardjito dan PKU Muhammadiyah tersebut berkeinginan mendirikan sebuah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khusus untuk difabel tuli. Keinginannya itu berangkat dari keprihatinannya melihat anak-anak tuli kurang mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.

No comments:

Post a Comment