Liburan tidak harus ke tempat mahal. Museum bisa
menjadi salah satu alternatif liburan murah dan bernuansa pendidikan. Museum
Merapi menjadi salah satu museum yang dipilih oleh 8 difabel tuli Jogja untuk
mengisi waktu berlibur mereka. Pada hari yang sama juga terdapat 2 pengunjung
difabel daksa. Museum ini berlokasi di Jl. Boyong, Dusun Banteng, Desa
Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Papan informasi harga
tiket sudah dipasang di depan loket pembelian tiket. Tarif masuknya tidak
mahal, hanya dengan Rp 3.000,-/orang pengunjung sudah mendapatkan tiket masuk
museum dan Rp 5.000,-/orang pengunjung dapat menyaksikan pemutaran film
Mahaguru Merapi yang berdurasi 24 menit. Tarif masuk museum ini ditetapkan
berdasarkan Perda Sleman no. 12 tahun 2012 tentang Retribusi Tempat Rekreasi
dan Olah Raga. Museum Museum yang berlantai 2 ini buka setiap Selasa sampai
dengan Minggu pukul 08.00 - 15.30 WIB.
Untuk masuk ke dalam museum, jalan menuju pintu masuk
dari area parkir tidak hanya jalan berundak. Museum ini juga memiliki jalan
bidang miring yang memungkinkan difabel daksa bisa mengakses jalan menuju pintu
masuk. Pengunjung yang datang juga disambut ramah oleh petugas museum di pintu
masuk. Petugas mengarahkan pengunjung untuk memulai perjalanannya dari arah
kanan. Di samping kiri pintu masuk sudah disediakan 3 kursi roda untuk
pengunjung yang membutuhkan. Terdapat 1 pengunjung yang menggunakan fasilitas
tersebut karena usianya sudah diatas 60 tahun. Kursi roda yang beliau gunakan
didorong secara bergantian oleh keluarga yang juga sedang ikut berkunjung ke
museum. Namun ada juga seorang pengujung difabel daksa yang tetap menggunakan
tongkat kayu untuk membantunya berjalan tanpa menggunakan kursi roda fasilitas
museum.
Sekitar 50 meter dari pintu masuk, terdapat papan
berlogo difabel, dilarang merokok, dan dilarang memotret pemutaran film. Museum
ini menyediakan jalan bidang miring yang sudah diselimuti karpet untuk menuju
lantai 2. Pada setiap jalanan di lantai 1 maupun 2, sudah terdapat ramp yang
memudahkan pengguna kursi roda mengakses setiap foto yang dipamerkan museum.
Setiap foto yang dipamerkan juga sudah terdapat informasi yang bisa dibaca oleh
setiap pengunjung.
Museum ini juga menyajikan miniatur Gunung Merapi,
peta gunung di Indonesia, foto gunung meletus di dunia, barang-barang korban
bencana gunung meletus, cerita rakyat, dan sejarah dunia. Pengunjung disuguhkan
peta revolusi kerak bumi yang terjadi dari Zaman Permian hingga zaman sekarang.
Pada Zaman Permian, benua di bumi masih menjadi satu kesatuan bernama
Pangaea. Pangaea atau Pangea (Pan berarti keseluruhan, seluruh dan
Gaea berarti Bumi dalam Bahasa Yunani Kuno) adalah superbenua yang
sangat besar pada zaman Paleozoikum dan mesozoikum sekitar 250 juta tahun yang
lalu, sebelum akhirnya terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong benua
atau lempeng lalu menyebar ke seluruh permukaan bumi. Istilah Pangea pertama
kali diperkenalkan ilmuan Jeman, Alfred Wegener, pada tahun 1921 dalam bukunya The
Origin of Continents and Oceans, yang menerangkan mekanisme teori
superbenua Pangea. (Ramadhany Rahmi)
No comments:
Post a Comment