Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia
(Gerkatin) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Istimewa Yogyakarta belajar bersama
tentang cara-cara mewawancarai terkait pendataan tuli pada Senin, (19/1) di
Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) Jogja di Jalan Modang, Mantrijeron,
Yogyakarta.
"Tujuan acara ini biar besok kalo ada pemerintah
yang minta data tuli Jogja, kita (Gerkatin) sudah punya datanya dan masalahnya
apa saja. Besok Kamis ada latihan wawancara untuk anggota Gerkatin dan dipilih
5 orang untuk mewawancarai warga tuli Jogja yang datang pada hari Minggu, tapi
melihat situasi dulu besok yang datang banyak atau sedikit," ungkap
Stephanie Kusuma Rahardja atau Fani dengan bahasa isyarat selaku ketua Gerkatin
DIY periode 2014-2018.
Pendataan warga tuli ini berdasar pada Peraturan
Daerah Istimewa Yogyakarta No. 4 Tahun 2012 tentang perlindungan dan pemenuhan
hak penyandang disabilitas. Selain itu, program Gerkatin Jogja ini merupakan
hasil rencana tindak lanjut dari pelatihan yang pernah diikuti oleh Fani yang
diadakan oleh Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) pada Agustus 2014 lalu.
Wanita lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain ini juga memiliki rencana
bahwa semua pengurus Gerkatin Jogja akan belajar bersama tentang manajemen
organisasi dari Handicap Internasional (HI).
Lebih jauh, Fani berharap dengan adanya data masalah
yang kerap dihadapi warga tuli Jogja, pemerintah dan masyarakat umum memiliki
kesadaran untuk mewujudkan solusi bersama dan mengurangi diskriminasi terhadap
tuli.
No comments:
Post a Comment