“Tuli bukan cacat atau disabilitas fisik,
melainkan sebuah kelompok minoritas linguistik pengguna bahasa isyarat,” ungkap
Adhi Kusumo Bharoto yang diterjemahkan oleh juru bahasa isyarat. Pernyataan
tersebut merupakan salah satu materi dalam seminar
bahasa isyarat Minggu (29/3) di Madre, Angkringan Tuli Yogyakarta.
Seminar ini merupakan kerja sama Deaf Art Community (DAC) dan mahasiswa komunikasi Univesitas
Veteran Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta yang juga didukung oleh Dinas
Kebudayaan Yogyakarta. Seminar ini merupakan acara puncak bagi peserta yang
telah mengikuti program pelatihan Creative, Fun, Attractive (CRAFT)selama bulan
Maret 2015. Pelatihan CRAFT merupakan pelatihan bahasa isyarat yang bekerja
sama dengan DAC dan ditutup dengan seminar. Pelatihan ini tidak berbayar dan
bagi peserta yang mengikuti lebih dari 5 kali kelas bahasa isyarat mendapatkan
kamus bahasa isyarat Yogyakarta yang diterbitkan oleh Laboratorium Riset Bahasa
Isyarat.
Pelatihan bahasa isyarat ini telah diadakan
seminggu tiga kali yakni hari Senin bertempat di Sekolah Semangat Tuli, hari
Kamis di identitas kafe, dan hari Jum’at di Madre Angkringan Tuli. Ketiga
tempat ini merupakan basecamp dan lokasi tempat anggota DAC bekerja. Pelatihan
ini diikuti lebih dari 50 peserta dengan bermacam-macam latar belakang profesi
dan usia.
Adhi Kusumo Bharoto, yang juga lulusan studi linguistik pada sebuah kampus di Hong Kong ini menambahkan Tuli adalah pernyataan kultural sebagai identitas Budaya Tuli. Dikatakan demikian karena Budaya Tuli juga memiliki unsur yang sama dengan budaya pada umumnya. Yakni adanya bahasa, sejarah, sistem nilai, tata perilaku, sistem kepercayaan, tradisi, sistem kemasyarakatan, perjuangan, dan kesenian.
Seluruh peserta mengikuti seminar ini hingga pukul
16.00 WIB dan semangat mereka berlanjut hingga hadir dalam pementasan seni pada
hari yang sama pukul 19.30 WIB di lokasi yang sama.
Adhi Kusumo Bharoto, yang juga lulusan studi linguistik pada sebuah kampus di Hong Kong ini menambahkan Tuli adalah pernyataan kultural sebagai identitas Budaya Tuli. Dikatakan demikian karena Budaya Tuli juga memiliki unsur yang sama dengan budaya pada umumnya. Yakni adanya bahasa, sejarah, sistem nilai, tata perilaku, sistem kepercayaan, tradisi, sistem kemasyarakatan, perjuangan, dan kesenian.
No comments:
Post a Comment